
MAGETAN - NUSA.WEB.ID,- Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya. Beda daerah, beda pula budayanya. Termasuk masyarakat Jawa yang memiliki tradisi turun temurun bernama upacara Sedekah Bumi.
Upacara sedekah bumi adalah tradisi yang dilakukan saat memasuki bulan Muharam atau dalam penanggalan Jawa biasa disebut bulan Suro. Acara ini digelar sebagai wujud rasa syukur kepada bumi yang telah memberikan rezeki berupa hasil bumi untuk keberlangsungan hidup manusia.
Adalah desa bulu, usai 2 tahun absen tidak mengadakan acara sedekah bumi karena terkendala pandemi Covid-19, maka pada tahun ini acara tersebut kembali digelar dengan meriah dan khidmat.
Yakni Pemerintah Desa Bulu, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Magetan, masih dalam momentum bulan suro ini menggelar tradisi Bersih Desa dengan mengadakan Kirab Gunungan Sedekah Bumi. Kamis siang, (18/08/2022).
Gunungan hasil bumi di kirab keliling Desa Bulu menuju punden desa setempat dengan melibatkan ratusan warga yang mengenakan pakaian adat Jawa serta sejumlah anggota dari perguruan pencak silat PSHT.
Kirab sedekah bumi Desa Bulu secara resmi diberangkatkan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Magetan Ir. Hergunadi dengan di dampingi oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magetan Joko Trihono yang secara khusus hadir dalam acara tersebut.
Dalam sambutannya kepala Desa Bulu Dedi Firmansyah mengatakan bahwa acara Bersih Desa tersebut digelar untuk melestarikan tradisi leluhur yang sudah ada sejak turun temurun. Disamping itu juga sebagai wujud rasa syukur masyarakat Desa Bulu pada Tuhan yang maha esa atas limpahan rezeki, kesehatan dan dilindungi dari segala macam marabahaya.
"Bersih Desa Bulu ini kita adakan untuk melestarikan budaya yang sudah ada sejak turun temurun, juga dilaksanakan untuk menggeliatkan kembali nilai kearifan lokal masyarakat khususnya warga Bulu," katanya.
"Momentum ini juga sebagai penyambung silaturahmi antara Pemerintah Desa dan warga, supaya terjalin kerukunan dan sinergitas yang baik untuk memajukan Desa Bulu," pungkasnya.
Sebagai informasi rangkaian acara bersih Desa Bulu diawali dengan Kirab Gunungan Sedekah Bumi, dilanjutkan dengan nyekar/tabur bunga di punden, lalu selamatan atau berdoa untuk para leluhur. Kemudian gunungan hasil bumi yang telah dikirab diperebutkan ratusan warga setempat. Warga rela berdesakan untuk memperebutkan gunungan itu, masyarakat mempercayai bahwa gunungan hasil bumi yang telah didoakan tersebut dapat membawa berkah tersendiri bagi warga yang mendapatkannya.
Lebih lanjut kata Dedi, Gunungan itu merupakan karya warga dari hasil ladang dan sawah, berisi sayur mayur, buah-buahan dan palawija. kemudian disusun menjadi gunungan setinggi 2 meter.
Dipenghujung acara yang merupakan tradisi wajib setiap digelarnya bersih desa ialah adanya tradisi tayuban atau gambyong yaitu masyarakat desa menari bersama berpasangan untuk membangun kebersamaan dan kerukunan. (DK)
LEAVE A REPLY