
Magetan - Nusa.web.id,- Konsep wisata hijau kini terus dikembangkan. Beberapa daerah mulai menawarkan konsep tersebut untuk menarik wisatawan mancanegara maupun domestik. Tidak terkecuali kawasan wisata Telaga Sarangan yang ada di Kabupaten Magetan.
Untuk mengembangkan potensi wisata Sarangan, Pemerintah Kabupaten Magetan bekerja sama dengan PT. Industri Kereta Api (Persero) INKA akan mewujudkan aktivitas pariwisata yang lebih ramah secara sosial dan lingkungan atau sebagai lokasi yang "Eco Green Tourism".
Hal tersebut dibuktikan dengan adanya kesepakatan Memorandum of Understanding (MoU) antara Bupati Magetan dengan PT. INKA yang dilakukan beberapa waktu lalu untuk mengembangkan potensi keberadaan sektor pariwisata Telaga Sarangan.
"Untuk pengembangan kawasan Telaga Sarangan, kita sudah MoU dengan PT INKA. Bapak Bupati dan Dirut PT INKA sudah menandatangani nota kesepakatan MoU pada bulan Agustus lalu,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Magetan, Joko Trihono, Jumat lalu (11/11/2022). Di ruang kerjanya Kantor Disparbud Magetan.
Dalam penjelasannya Joko Trihono mengungkapkan perihal konsep pengembangan yang akan diterapkan pada Obyek Wisata Telaga Sarangan ialah mengusung tema wisata alam berkelanjutan atau wisata hijau yang ramah lingkungan adalah pengembangan konsep berwisata yang dapat memberikan dampak positif dalam jangka panjang. Tak hanya sekadar melepas penat, wisata hijau mengusung konsep peduli lingkungan, sosial, budaya, hingga ekonomi berkelanjutan. Semua pihak harus terlibat dan berperan aktif dalam pengembangan wisata hijau, baik pengelola, masyarakat lokal hingga wisatawan.
"Nantinya Telaga Sarangan akan hadir dengan konsep yang baru, nah dalam pengembangannya ini akan mengacu pada Eco Green Tourism atau wisata hijau yang ramah lingkungan, karena kita percaya itu akan mampu menekan dampak perubahan iklim ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini diwilayah kita," tuturnya.
"Disamping itu konsep kita nanti akan ada transportasi listrik juga, jadi posisi tempat parkir kita satukan dibawah, kemudian untuk menuju lokasi wisatanya menggunakan transportasi dari kita, selain mengurangi polusi itu juga efektif untuk mengurai permasalahan kemacetan yang sering terjadi saat musim libur panjang tiba," imbuh Joko.
Disinggung terkait dengan keberadaan Kawasan Wisata Telaga Wahyu yang dinilai kurang maksimal dalam pengelolaannya, Joko Trihono menjelaskan bahwa pengembangan yang akan dilakukan oleh PT INKA pada Obyek Wisata Telaga Sarangan juga akan menyentuh pada pengembangan Telaga Wahyu.
"Kita kan tau APBD kita tidak akan mampu untuk merombak Telaga Sarangan secara keseluruhan, sehingga dengan adanya kerjasama dengan PT. INKA ini nanti akan dimaksimalkan konsepnya agar keberadaan Obyek Wisata Telaga Wahyu juga dapat tersentuh pengembangan," ucapnya.
"Jadi nanti akan ada transportasi kereta gantung listrik yang menghubungkan Telaga Wahyu ke Telaga Sarangan, Telaga Wahyu itu perlu untuk dirombak secara total agar diminati wisatawan, jadi sengaja kita dari daerah belum melakukan rehabilitasi pada Telaga Wahyu karena lokasi tersebut akan masuk dalam plaining pengembangan oleh PT. INKA," terangnya.
Diakhir wawancara Joko Trihono menuturkan, ketika pariwisata direncanakan dan diatur dengan baik, efeknya akan terasa dalam berbagai hal, mulai dari membantu penciptaan lapangan kerja, mempromosikan integrasi sosial, melindungi warisan alam dan budaya, dan melestarikan keanekaragaman hayati. Dampak lainnya yang juga muncul adalah menghasilkan mata pencaharian yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan manusia.
Untuk itulah Ia menegaskan, ketika itu menjadi aset, sudah semestinya kekayaan alam dan yang ada di dalamnya dijaga. Maka dari itu pelestarian harus terus diupayakan. (DK)
LEAVE A REPLY